Jumat, 04 Oktober 2019

Janji Tinggal Lari Para Pejabat Yang Terpilih Oleh Rakyat

Hasil survey Harga Property Residensial Bank Indonesia (BI) memberikan indikasi perlambatan kenaikan harga property residensial di pasar primer pada kuartal II/2019.
Ini tercermin dari Indeks Harga Property Residensial (IHPR) pada kuartal II/2019 yang tumbuh 0,20% dengan kuartalan (qtq), melambat dibanding 0,49% pada kuartal awalnya.
Melambatnya kenaikan harga property residensial berlangsung pada semua type rumah. Ke depan, kenaikan harga rumah direncanakan bertambah pada kuartal III/2019 sebesar 0,76% (qtq).
Menurut kata seseorang manusia paling depan Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI Onny Widjanarko dalam info tercatat di Jakarta.
Ia meneruskan, volume penjualan property residensial pada kuartal II/2019 tertera alami kontraksi perkembangan -15,90% (qtq).
Akan merasakan lebih rendah dibanding dengan perkembangan pada kuartal awalnya sebesar 23,77% (qtq).
Sedang penurunan penjualan property residensial dikarenakan oleh penurunan penjualan pada rumah type kecil serta rumah type menengah.
Menurut responden, faktor-faktor yang mengakibatkan penurunan penjualan ialah harga cat tembok melemahnya daya beli, suku bunga KPR yang lumayan tinggi, serta mahalnya harga rumah.
Hasil survey tunjukkan jika pembiayaan pembangunan property residensial oleh pengembang khususnya bersumber dari non perbankan.
Semuanya tercermin pada pembiayaan pembangunan yang bersumber dari dana internal pengembang yang sampai 60,57%.
"Sesaat disamping customer, pembelian property residensial sejumlah besar masih memakai sarana KPR jadi sumber pembiayaan penting.
Survey Harga Property Residensial Bank Indonesia memberikan indikasi perlambatan kenaikan harga property residensial di pasar primer pada triwulan II 2019.
Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi Bank Indonesia, Onny Widjanarko menjelaskan hal tersebut tercermin dari Indeks Harga Property Residensial (IHPR) pada harga magic com triwulan II 2019 yang tumbuh 0,20 % (qtq), melambat dibanding triwulan awalnya yang tumbuh.
Ke depan, katanya, kenaikan harga rumah direncanakan bertambah pada triwulan III 2019 sebesar 0,76 % (qtq).
Onny menjelaskan volume penjualan property residensial pada triwulan II 2019 tertera alami kontraksi perkembangan -15,90 % (qtq).
Angka itu lebih rendah dibanding dengan perkembangan pada triwulan awalnya sebesar 23,77 %(qtq).
Bank Indonesia mencatat, penurunan penjualan property residensial dikarenakan oleh penurunan penjualan pada rumah type kecil serta rumah type menengah.

Menurut responden, faktor-faktor yang mengakibatkan penurunan penjualan ialah melemahnya daya beli, suku bunga KPR yang lumayan tinggi, serta mahalnya harga rumah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar