Jumat, 18 Oktober 2019

Begantinya Komponen Anggota Dewan Setelah 5 Tahun Menjabat

Menteri Rencana Pembangunan Nasional atau Kepala Tubuh Rencana Pembangunan Nasional alias Bappenas, Bambang Brodjonegoro, kembali mengenang lima tahun karirnya jadi menteri dari Presiden Joko Widodo.
tidak hanya jadi Kepala Bappenas, Bambang pernah menempati bangku Menteri Keuangan diawalnya periode pemerintahan Jokowi - Jusuf Kalla.
Menurutnya, lima tahun waktu jabatannya itu tidak berasa lama. Lima tahun yang dipikirkan lama, nyatanya justru tidak berasa ini telah hari kerja paling akhir tutur Bambang di kantornya, Jumat tempo hari petang.
Dia masih mengingat hari pertama dia jadi Menteri Keuangan sampai dipindah pekerjaan jadi Kepala Bappenas. Dia menjelaskan waktu berasa demikian cepat karena kesibukannya.
Dari dua kementerian yang pernah disinggahinya, pada awalnya Bambang merasakan irama waktu saat dia memegang Menteri Keuangan ketat sekali daripada di Bappenas.
Walau selanjutnya kerjaannya makin padat dekati akhir jabatannya jadi Menteri PPN. Serta, dia menjelaskan minggu kedepan juga telah ada agenda yang menunggu Kepala Bappenas, walau dia harga pasir tidak tahu apa masih menempati tempat itu ataukah tidak.
Menurut Bambang, Bappenas ialah tempat yang menarik. Karena, dia dapat kenal serta mendalami beberapa segi dalam konteKs pembangunan nasional.
Tidak dapat menjelaskan cuma pahami ekonomi makro, kadang harus berani bicara stunting, defisit transaksi berjalan, perkembangan yang melambat sampai investasi tutur ia.
Sepanjang menakhodai Bappenas, Bambang juga harus harus cepat belajar serta mengerti rumor baru. Salah satunya yang terkesan buat ia ialah waktu diminta opini tentang industri pertahanan.
Jadi dengan demikian banyak segi memang pada akhirnya waktu yang batasi kita di semua pekerjaan.
Dari semua pengalamannya itu, hal yang paling berkesan buat ia dalam kerangka kebijaksanaan ialah harga kayu waktu dia merasakan sukses mengubah pola anak buahnya.
Bappenas tidak untuk membuat Gagasan Pembangunan Periode Menengah Nasional 5 tahunan dengan berdasar Budget Penghasilan serta Berbelanja Negara.
Jika RKAP lama RPJMN lama didalamnya hanya apa sasarannya, apa programnya, selanjutnya berapakah batasan uangnya serta alokasi penganggarannya itu versus awalnya tutur Bambang.
Saat ini, katanya, pola pembangunan itu telah beralih dengan bukan sekedar memercayakan kocek pemerintah, tetapi non-pemerintah, yakni swasta, lewat pola Kerja sama Pemerintah - Tubuh Usaha (KPBU), sampai investasi langsung dari swasta.
Belum juga dengan lahirnya unit PINA alias Pembiayaan Investasi Non Budget menurut Bambang dapat mengubah sudut pandang dalam pembangunan.

Hingga pembangunan dapat dipercepat dengan dukungan swasta atau Tubuh Usaha Punya Negara. "Itu lah yang paling terkesan sepanjang 3,5 tahun di Bappenas," tutur Bambang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar